Perekam Data Penerbangan Super Tucano Ditemukan oleh TNI Angkatan Udara Indonesia

- 18 November 2023, 20:00 WIB
Warga berada di dekat bangkai pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU yang mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (17/11/2023). Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU milik Skadron Udara 21 Landasan Udara Abdulrachman Saleh, Malang mengalami kecelakaan di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis 16 November 2023 yang mengakibatkan empat orang meninggal dunia.
Warga berada di dekat bangkai pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU yang mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (17/11/2023). Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU milik Skadron Udara 21 Landasan Udara Abdulrachman Saleh, Malang mengalami kecelakaan di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis 16 November 2023 yang mengakibatkan empat orang meninggal dunia. /Antara/Umarul Faruq/

ZONA SURABAYA RAYA - TNI Angkatan Udara mengumumkan berhasilnya pemulihan perekam data penerbangan dari dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano yang jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Dalam pernyataan pada hari Sabtu, 18 November 2023, Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, mengungkapkan bahwa perangkat yang berhasil ditemukan adalah Video Data Recorder (VDR) dan Network Centric Data Cartridge (NCDC).

"Instrumen-instrumen itu telah berhasil diambil dan dibawa ke Lanud Abd Saleh. Keduanya, dari dua pesawat, sudah ditemukan," kata Agung, dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: TNI AU Tegaskan Bahwa Pesawat Super Tucano Dalam Kondisi Sangat Baik Sebelum Terbang

Dengan penemuan perekam data penerbangan dari pesawat Super Tucano yang jatuh, diharapkan dapat diperoleh wawasan awal mengenai kejadian yang menyebabkan kedua pesawat tersebut mengalami kecelakaan.

Data penerbangan yang terekam mencakup berbagai informasi, termasuk video penerbangan hingga saat terakhir, komunikasi pilot, performa pesawat, kecepatan, ketinggian, data mesin, dan kondisi terakhir.

Agung memastikan bahwa proses penyelidikan akan dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Pusat Kelaikan dan Keselamatan Terbang dan Kerja TNI Angkatan Udara.

Dalam penyelidikan kecelakaan pesawat, pemahaman yang konklusif tidak dapat dicapai tanpa data yang komprehensif.

"Dalam penyelidikan kecelakaan pesawat modern, kita tidak hanya melihat mesin. Kami mempertimbangkan 5M—manusia, mesin, material, misi, dan manajemen—termasuk faktor-faktor lain seperti kondisi cuaca," jelasnya.

Halaman:

Editor: Rangga Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah