PDIP Rayu Khofifah, Dua Wanita Hijau dan Merah Berpotensi Diduetkan di Pilgub Jatim 2024

2 April 2024, 07:30 WIB
Khofifah Indar Parawansa //Humas Jatim/

ZONA SURABAYA RAYA- PDIP yang sudah mendekati dan merayu Khofifah Indar Parawansa terkait Pilgub Jatim 2024 atau Pilkada Jatim 2024, terus menjadi pembicaraan. Terlebih lagi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sudah buka suara mengenai peluang PDIP di koalisi pengusung Khofifah.

Jika benar PDIP merapat ke kubu Khofifah Indar Parawansa, partai banteng moncong putih ini diprediksi akan mengincar posisi Cawagub di Pilgub Jatim 2024. Apalagi dari 4 parpol pendukung Khofifah, hanya Partai Demokrat yang merekomendasikan wakilnya.

Dengan begitu, potensi Cawagub pendamping Khofifah masih dinamis. Apa ini berarti, PDIP akan menyodokan Tri Rismaharini untuk Cawagub Khofifah?

Baca Juga:

Seperti diberitakan, saat ini Khofifah sudah resmi mendapat surat rekomendasi sebagai calon gubernur (Cagub) di Pilgub Jatim 2024 dari 4 parpol. Yakni, Partai Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN.

Apa Kata Sekjen PDIP soal Khofifah?

Partai Demokrat merekomendasikan Emil Dardak sebagai Cawagub pendamping Khofifah. Sedang Gerindra, Golkar dan PAN menyerahkan Khofifah untuk memilih Cawagubnya.

Terkait ini, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto buka suara. Menurut Hasto, PDIP berupaya berkomunikasi dengan Khofifah Indar Parawansa, yang maju sebagai petahana di Pilgub Jatim 2024.

"Komunikasi-komunikasi politik memang dilakukan untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang terbaik, termasuk di Jawa Timur berkomunikasi dengan Mbak Khofifah. Bagaimanapun beliau seorang (mantan) Gubernur Jawa Timur," kata Hasto di kawasan Menteng, Jakarta, Senin 1 April 2024.

Namun, Hasto tidak menjelaskan secara detail apakah PDIP akan bergabung dalam koalisi pengusung Khofifah atau tidak. Hasto hanya menyebut partainya telah melakukan pemetaan secara menyeluruh untuk menghadapi Pilkada 2024.

"Jadi, Pilkada kami lakukan suatu pemetaan secara menyeluruh, tetapi detail setiap daerah. Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah, Bali dan seluruh wilayah Indonesia kami lakukan pemetaan karena beda ruang lingkup-nya antara Pilpres dengan Pilkada," tandas Hasto.

Sebelumnya, DPD PDIP Jatim sedang merayu Khofifah terkait Pilkada Jatim 2024. "PDIP lagi merayu Mbak Khofifah," cetus Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah di sela kegiatan Ramadhan di Kantor PDIP Jatim, Minggu 31 Maret 2024.

Namun, anggota DPR RI itu mengaku prosesnya tidak dalam koridor dukung-mendukung, melainkan baru penjajakan sejauh mana pandangan mantan Gubernur Jatim Khofifah ke PDIP.

"Begitu juga sebaliknya, PDIP mengajak Mbak Khofifah seperti apa yang beliau mau dalam lima tahun ke depan," ucapnya.

Mungkinkah Duet Khofifah-Risma di Pilgub Jatim 2024?

Hasil survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) pada periode 15-23 Maret 2024, elektabilitas Khofifah tertinggi, yakni 14,5 persen. Disusul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (PKB) 17,2 persen, dan Tri Rismaharini (PDIP) 11,3 persen.

Jika PDIP mengincar posisi Cawagub di Pilgub Jatim 2024, nama Tri Rismaharini bisa jadi opsi berdasarkan hasil survei tersebut.

Namun di sisi lain, elektabilitas Menteri Sosial (Mensos) itu masih kalah dari Emil Elestianto Dardak alias Emil Dardak. Berdasarkan survei ARCI, tingkat keterpilihan Ketua DPD Partai Demokrat Jatim itu di angka 35,4 persen.

Hanya saja, dari sisi mesin partai, PDIP lebih unggul atas Partai Demokrat. Terbukti pada Pemilu 2024 lalu, PDIP memperoleh 21 kursi DPRD Jatim. Sedang Partai Demokrat hanya 11 kursi.

Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo sudah memprediksi jauh-jauh hari soal kemungkinan Khofifah head to head dengan Tri Rismaharini di Pilgub Jatim 2024. Namun Khofifah dan Risma juga berpotensi untuk diduetkan.

Prediksi itu setelah SSC merilis hasil surveinya pada Agustus 2023. Saat itu, elektabilitas Khofifah 34,2 persen, sedang Risma 18,4 persen.

Menurutnya, jika Khofifah dan Risma nantinya masuk sebagai Cagub, maka pertarungan politik pada Pilgub Jatim 2024 bakal berjalan sengit. Sebab, keduanya menjadi representasi pemimpin perempuan, juga mewakili kaum nasionalis dan Nahdliyyin.

Di sisi lain, Mochtar menyebut jika mengacu pada nalar politik, Khofifah dan Risma juga bisa maju sebagai pasangan Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Timur. Namun salah satu di antarannya harus rela meredam ego kekuasaan.

"Secara nalar politik dimungkinkan tetapi nalar psikologi politik sulit, penempatan mereka sama-sama di posisi satu, sulit mengharapkan salah satu mengalah jadi nomor dua," kata Mochtar kala itu. ***

Editor: Ali Mahfud

Tags

Terkini

Terpopuler