Maju Pilgub Jatim 2024, Ini Janji-janji Khofifah jika Terpilih Lagi Jadi Gubernur Jawa Timur

15 Maret 2024, 22:00 WIB
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim periode 2019-2024 /Instagram @khofifah.ip

ZONA SURABAYA RAYA- Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak dipastikan maju lagi di Pemilihan Gubernur Jawa Timur atau Pilgub Jatim 2024. Menjelang kontestasi itu, Khofifah mengklaim sejumlah keberhasilannya saat memimpin Jawa Timur di periode 2019-2024.

Salah satu keberhasilan yang diklaim Khofifah adalah kemiskinan ekstrem di Jawa Timur. Menurut Khofifah, berdasar hasil perhitungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), kemiskinan ekstrem di provinsi itu turun 3,58%.

Bahkan, di 9 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dinyatakan bahwa persentase kemiskinan ekstrem 0% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 0 (nol). Menurut Khofifah, hal itu tertuang dalam surat Kemenko PMK tertanggal 26 Februari 2024.

Baca Juga:

Uniknya, dari 9 daerah itu tidak termasuk kota Surabaya. Melainkan Kota Batu, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Kota Malang, dan Kota Blitar.

Sisanya 4 kabupaten di Jawa Timur, yakni Magetan, Tulungagung, Trenggalek, dan Ponorogo.

"Alhamdulillah, kabar ini melengkapi kegembiraan saya dan mas Emil Dardak di akhir kepemimpinan kami sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur," kata Khofifah Indar Parawansa dikutip dari Antara, Jumat 15 Maret 2024.

"Artinya apa yang kami upayakan dengan berbagai program efektif menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur," lanjut Khofifah.

Baca Juga: Pastikan Maju Pilgub Jatim 2024, Relawan Khofifah Indar Parawansa Langsung Bergerak

Angka Kemiskinan di Jatim Turun

Pada kesempatan itu, Khofifah memaparkan bahwa tiga tahun terakhir (2020-2023) angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur turun secara signifikan sebesar 3,58 persen atau 1.480.140 jiwa.

Kemiskinan ekstrem di Jatim turun drastis dari 4,4 persen atau setara 1.812.210 jiwa pada 2020 menjadi 0,82 persen atau 331.980 jiwa pada Maret 2023, sehingga Jatim menerima penghargaan insentif fiskal.

"Alhamdulillah, Jawa Timur memperoleh insentif fiskal sebesar Rp6,215 miliar," sebut Khofifah.

Insentif tersebut, lanjutnya, akan dimaksimalkan untuk berbagai program dengan sasaran masyarakat miskin. Mulai dari padat karya tunai, pengadaan air bersih di desa rawan kekeringan, pasar murah untuk menekan inflasi, bantuan langsung tunai untuk penyandang disabilitas dan bantuan permakanan bagi PMKS di Panti Sosial.

Khofifah menyebutkan berbagi terobosan yang dilakukan pemerintahannya dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem tersebut.

Disebutkan bahwa Pemprov Jatim menginisiasi Penghapusan Kemiskinan Ekstrem melalui bantuan sosial bagi 22.186 keluarga miskin ekstrem di 15 Kabupaten/Kota, masing-masing keluarga mendapatkan bantuan senilai Rp1,5 juta yang digunakan sebagai modal usaha.

Janji Khofifah Jika Terpilih Lagi

Selain itu, masih kata Khofifah, Pemprov Jatim juga menginisiasi program renovasi rumah tidak layak huni (Rutilahu).

Sejak tahun 2019 sampai dengan 2023 telah dilakukan renovasi terhadap 33.745 unit rumah dengan total anggaran sebesar Rp402 miliar.

Program Rutilahu itu dikerjakan bekerja sama dengan Kodam V/Brawijaya dan Lantamal V Surabaya.

Selain itu, ada program elektrifikasi atau penyambungan listrik bagi 16.780 rumah tangga miskin (2019 sampai 2023).

Penurunan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur juga didorong oleh peningkatan pendapatan penduduk miskin yang melalui kegiatan usaha produktif yang didukung adanya permodalan UMKM.

Beberapa program tersebut di antaranya Prokesra dengan plafon maksimal Rp50 juta per debitur, telah terealisasi pinjaman murah bagi 8.941 usaha mikro kecil (UMK) dengan subsidi bunga, sehingga pelaku usaha ultra mikro dan mikro hanya menanggung beban bunga pinjaman 3 persen per tahun dengan jangka kredit maksimal 36 bulan.

Lanjut Khofifah, bantuan usaha untuk pelaku usaha ultra mikro juga digelontorkan selama tahun 2022 dan 2023 kepada kepada 6.478 orang pelaku usaha mikro dengan nilai antara Rp600 ribu hingga Rp2,2 juta yang pembiayaannya dari Baznas Provinsi Jatim.

Seiring dengan Penyaluran BLT Dana Desa 2023 per November 2023 telah disalurkan kepada 308.155 keluarga penerima manfaat (KPM) senilai Rp935,075 miliar (84,29 persen), di mana Dana Desa untuk BLT minimal 10 persen dan maksimal 25 persen untuk Keluarga kategori Desil 1 data pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE).

Selain itu juga Penyaluran PKH triwulan 2 tahun 2023 mencapai 99,40 persen atau sebesar 1.512.592 keluarga penerima manfaat dari total target 1.521.705 keluarga penerima manfaat. Dengan nominal bantuan Rp1,121 triliun.

"Insya Allah, ke depan jika masyarakat Jatim kembali memberi amanat kepada kami, berbagai program tersebut akan terus berlanjut dan bertambah sehingga angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur dapat kita capai nol persen," janji Khofifah. ***

Editor: Ali Mahfud

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler