Kala itu Nikita harus menyuntikkan obat ke dalam perutnya setiap hari serta pada jam yang sama.
“Aku jadi suster-susteran, jadi yang menyuntikkan,” ujar Indra, yang setiap jam delapan malam bertugas menyuntikkan obat ini ke tubuh Nikita.
Setelah sel telur Nikita sudah cukup bagus untuk dibuahi, mereka akhirnya menjalani inseminasi.
Namun, dua minggu kemudian Niki mengalami mensturasi yang sempat disangkalnya. Ia belum ingin untuk cepat kecewa dengan hal tersebut.
"Jujur aku ngerasain dan gak mau berpikir kalau itu mens. Gak mungkin karena empat hari lebih cepat, jauh lebih deras dari biasanya,” aku Nikita.