"Yang ngerti itu kan kita-kita yang sekolah, terus diajak debat sama yang gak sekolah, ya bukan koridornya. Jadi gak ada manfaat. Berdebat kayak gitu gak ada ujung. Yang satu pakai leher, yang satu pakai ilmu," sindir Tompi lagi.
Tompi lantas mengakui kalau dia sebagai dokter, bukan berarti dia tahu semuanya.
Sebab, kalau dia diajak debat mengenai hal yang dia tak tahu, Tompi tidak akan bersedia.
Untuk satu ini, sebagai seorang dokter, dia merasa penting untuk menyampaikan yang dia tahu. ***