"Kedua emiten besar ini telah membaik. Ekspektasi kita bank-bank lainnya juga akan positif," tandasnya.
Baca Juga: Indo Premier Optimis Sahamnya Diburu Investor Setelah Resmi Jadi Underwriter GoTo
Ia tak memungkiri, kalau PDB AS juga ikut menggerakkan IHSG, dimana ekonomi AS pada 4Q22 tumbuh 2,9% secara tahunan.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan konsensus 2,6%.
Belanja konsumen yang merupakan 68% dari PDB juga naik 2,1% atau lebih rendah dari sebelumnya 2,3%.
"Ekonomi Amerika yang terus tumbuh jadi berita baik bagi ekonomi Indonesia,” lanjutnya.
Sementara itu terkait sentimen minggu ini, Rifqi menjelaskan, ada 2 sentimen yang sebaiknya dicermati investor yakni inflasi & PMI Manufaktur Indonesia dan suku bunga AS.
Ia menjelaskan PMI Manufaktur pada Desember sudah meningkat dari 50,3 menjadi 50,9.
Inflasi dalam negeri sudah mulai turun, pada bulan Januari ini konsensus inflasi di level 5,40% yoy (umum) dan 3,30% yoy (inti).
"Tren penurunan harga biaya transportasi setelah libur Nataru diprediksi akan menjadi salah satu faktor inflasi yang lebih rendah pada bulan Januari dibandingkan sebelumnya,” ungkap Rifqi.