Empat Kunci Strategis Guna Menopang Pemulihan Ekonomi Jatim di Tengah Gejolak Ekonomi Global

14 Februari 2023, 20:52 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto /Zona Surabaya Raya/

ZONA SURABAYA RAYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga dalam rangka mendorong optimalisasi potensi dan memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur.

 

Kolaborasi tersebut diwujudkan dengan menggelar kegiatan yang bertajuk Jatim Talk pada 14 Februari 2023, di Hotel The Westin, Surabaya.

Kegiatan yang juga merupakan salah satu rangkaian pembukaan dari The 10th East Java Economic (EJAVEC) Forum 2023 ini mengambil tema “Akselerasi Kinerja Ekonomi Jawa Timur di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Ekonomi Global”.

Acara yang tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman stakeholder daerah terkait perkembangan ekonomi Jawa Timur, serta menjadi forum diskusi dalam merumuskan rekomendasi untuk memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur.

Baca Juga: Gubernur Jatim Khofifah Konsolidasikan Seluruh Kepala Daerah Guna Mengakselerasi Investasi Jawa Timur

Dalam gelaran ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto mengatakan bahwa tahun 2023 menjadi momentum yang harus kita jaga untuk mendorong resiliensi dan akselerasi ekonomi Jawa Timur.

Dalam lingkup nasional, David Sumual (Chief Economict Bank Central Asia) menyampaikan bahwa Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang masih tetap tumbuh kuat di tengah perlambatan global.

Island fortress Indonesia cukup kokoh menahan badai global”, ucapnya.

Optimisme tersebut juga tercermin pada lingkup daerah dengan perkiraan ekonomi Jawa Timur di tahun 2023 yang tetap terjaga tumbuh positif, meskipun termoderasi dibandingkan tahun 2022.

Baca Juga: Bank Indonesia Berkomitmen Mendorong Transformasi Digitalisasi Sektor Keuangan

Lebih lanjut Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyatakan terdapat 4 (empat) key strategies yang diperlukan untuk menopang pemulihan ekonomi Jawa Timur.

Keempat kunci strategis tersebut yakni penguatan peran Jawa Timur sebagai lead export industri manufaktur, penguatan peran Jawa Timur sebagai lumbung pangan Nusantara, penguatan optimalisasi digitalisasi ekonomi Jawa Timur, serta peningkatan inklusivitas ekonomi Jawa Timur melalui pengembangan UMKM, ekonomi syariah, dan pariwisata.

Melengkapi strategi yang disampaikan, Prof. Dyah Wulansari turut menekankan bahwa perlu peningkatan ekspor pada komoditi unggulan yang diiringi dengan perluasan wilayah negara tujuan ekspor.

Tak berhenti sampa di situ, Sunarsip, Ak. M.E (Principal & Chief Economist The Indonesia Economic Intelligent) mengatakan bahwa diperlukan dorongan untuk Jawa Timur dalam memperkuat ketahanan ekonomi melalui penguatan nilai tambah sektor manufaktur.

Dirinya mengatakan bahwa Provinsi Jawa Timur memiliki potensi menjadi pusat industrialisasi baru bagi kegiatan manufaktur, mengingat Provinsi ini memiliki sejumlah lokasi strategis, infrastruktur yang mumpuni, SDM yang handal, serta kecukupan bahan baku.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto dalam kesempatan ini menjelaskan secara singkat terkait acara The 10th East Java Economic (EJAVEC) Forum 2023 yang merupakan forum rutin tahunan.

Sejak tahun 2014, EJAVEC telah hadir sebagai forum pembahasan terkait perkembangan perekonomian Jawa Timur yang bertujuan untuk memperoleh masukan pemikiran terhadap perkembangan kondisi perekonomian Jawa Timur beserta peluang, tantangan dan usulan solusi.

Pada tahun ini, EJAVEC akan hadir melalui 2 (dua) kegiatan besar, yaitu call for paper dengan tema “Mendorong Resiliensi Ekonomi Jawa Timur yang Inklusif dan Berkelanjutan di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Global” serta sharia conference sebagai upaya pengembangan ekonomi syariah di Jawa Timur.***

 

Editor: Timothy Lie

Tags

Terkini

Terpopuler