Sahur menangkal sikap buruk yang mungkin dipicu oleh rasa lapar, sehingga orang yang makan sahur akan dalam suasana hati yang baik dan akan berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
Orang yang makan sahur akan dianjurkan untuk berpuasa lebih banyak, karena puasa lebih ringan bagi orang yang makan sahur, sehingga dianjurkan untuk berpuasa dan tidak terlalu sulit baginya.
Makan sahur itu mengikuti sunnah, maka jika orang yang makan sahur itu niatnya untuk menaati perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan mengikuti teladannya, maka sahurnya termasuk ibadah, maka ia akan dibalas sesuai dengan itu.
Jika dia berniat untuk mendapatkan kekuatan fisik untuk puasa dan shalat qiyaam, dia akan dibalas sesuai dengan itu.
Orang yang makan sahur bangun di akhir malam untuk mengingat Allah, berdo'a dan berdoa.
Karena saat itulah doa-doa terkabul dan itu adalah waktu Allah dan malaikat memberkati orang-orang yang makan sahur, karena dari hadits Abu Sa'id ra yang akan dikutip di bawah ini.
Dengan makan sahur seseorang berbeda dengan Ahli Kitab. Muslim diharuskan untuk menghindari meniru mereka.
Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) mengatakan: "Perbedaan antara puasa kami dan puasa ahli Kitab adalah makan sahur."