Jawa Timur Kaya Batik, Khofifah Ajak Masyakarat Promosikan Batik Lokal

- 2 Oktober 2023, 19:38 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat melihat batik
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat melihat batik /Zona Surabaya Raya /Kominfo Jatim /

Sebagai bentuk dukungan dalam upaya melestarikan batik, Pemprov Jatim telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 800.1.12.5/37010/031.3/2023 tentang Penggunaan Pakaian Batik pada Hari Batik Nasional di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menginstruksikan ASN dan PTT-PK mengenakan batik pada 2 Oktober 2023.

Untuk diketahui, SE tersebut memperhatikan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2008 tentang Hari Batik Nasional dan menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.

“Jadi hari ini, 2 Oktober 2023 seluruh pegawai ASN dan PTT-PK di lingkungan Pemprov Jatim mengenakan Pakaian Batik disertai dengan atribut dan kelengkapannya. Ini sebagai upaya menanamkan kecintaan sekaligus melestarikan batik-batik utamanya khas kabupaten/kota di Jatim,” jelas Khofifah.

 Baca Juga: Pantai Bohay Dekat PLTU Paiton Probolinggo, Keindahan Seperti Kemilau Emas yang Menyatu dengan Alam

Tak hanya itu, Gubernur Khofifah juga terus mendorong promosi batik dari Jatim melalui banyak cara. Salah satunya mempromosikan batik Jatim saat menggelar misi dagang dan investasi di berbagai provinsi di Indonesia.

Terbaru, Khofifah mengenalkan batik Dodot Iro pada saat misi dagang dan investasi di Banten. Batik Dodot Iro adalah batik khas Kabupaten Tuban yang menjadi salah satu batik tertua. Batik ini cukup kaku dan tebal ketika dilihat kasat mata, namun ketika digunakan terasa sangat dingin karena terbuat dari 100 persen kapas coklat asli.

“Saya kurang tahu di Indonesia, di mana lagi bisa ditemukan kapas coklat ini selain di Tuban. Tapi tanaman ini sangat  mudah ditanam, bahkan bisa tumbuh di polybag dan tiga bulan sudah bisa dipetik dan kemudian dipintal menjadi benang untuk kemudian di tenun,” katanya

 Baca Juga: Keajaiban Danau Ronggojalu Probolinggo, Pesona Surga di Tengah Bumi Jaraknya 52 KM Dari PLTU Paiton

Proses pembuatan batiknya pun cukup membuat terkesima. Ia menuturkan bahwa para anak-anak muda di Desa Margorejo dan Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek tidak lagi membuat batik dengan lukisan tetap. Melainkan mereka melukis sesuai imajinasi yang mereka miliki saat itu.

“Batik ini bukan sembarang batik. Karena nilai sejarahnya, batik Tuban ternyata lebih tua dari batik Majapahit. Batik Majapahit adalah referensi dari Batik Solo dan Jogja. Pun penggunaan warna pada batik ini juga masih alami seperti indigo, kayu dan lain sebagainya,” jelasnya

Halaman:

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah