Gerindra Jatim Tegaskan Politik Santri Terekam Saat Terpilihnya Gus Dur Jadi Presiden

- 4 Agustus 2023, 10:18 WIB
Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad
Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad /Instagram @ansadad.

ZONA SURABAYA RAYA - Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Anwar Sadad menyatakan, pada Pesta Demokrasi 5 tahunan ini, memberikan ruang besar bagi para Politikus Santri.

Hal itu dilakukan, supaya politikus para Santri tersebut untuk sekiranya bisa mengambil peran yang signifikan pada Pemilu 2024.

"Pemilu 2024 memberikan ruang besar bagi para politikus santri untuk makin mengambil peran signifkan," kata Anwar Sadad.

Menurutnya, signifikansi sebenarnya sudah nampak pada saat di era reformasi dengan terpilihnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia.

 Baca Juga: Calon Pj Bupati Probolinggo Kata Ketua DPRD dan NU Sebaiknya dari Ini Saja

"Signifikansi peran politikus santri sebenarnya sudah mulai nampak di era reformasi ini dengan terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden RI keempat,"tegasnya.

Sehingga, sejakitulah para santri menjadi magnet dan faktor determinan dalam kontestasi politik secara nasional.

Hal itu disampaikan oleh Anwar Sadad dalam 'Halaqoh Politik Santri' yang diadakan di Ponpes Imam al-Damanhuri, Kota Malang, Kamis 3 Agustus 2023 malam.

Baca Juga: AKPOL Angkatan 95 Distribusikan 5 Ribu Liter Air Bersih di Probolinggo

Sadad, yang merupakan Wakil Ketua DPRD Jatim tersebut, menuturkan bahwa kaum santri tidak lagi dipandang sebagai entitas yang hanya berperan untuk 'supporting' semata, tetapi telah menjadi pengaggas dan penggerak.

"Peran inilah yang dalam perjalanan politik ke depan harus makin diperkuat," kata Ketua DPD Gerindra Jatim dalam siaran tertulisnya yang diterima Zona Surabaya Raya (Pikiran Rakyat Media Network) , Jum'at 4 Agustus 2023.

Oleh karena itu, kata Sadad, dirinya merelakan waktu berkeliling ke pesantren bertemu para santri dalam rangka mentransformasikan gagasan politik yang digali dari nilai-nilai kesantrian.

Baca Juga: Pembangunan Tol Probolinggo Banyuwangi Sudah Masuk Tahap Ini, Infonya Ada Perubahan Rute?

Sadad menilai kekuatan politik santri sebenarnya pada gagasan, karena hal itu telah didalami di pesantren.

"Melalui pesan-pesan tersirat dalam pelajaran sejarah, fikih, tafsir, hadis, dan lainnya,"tegasnya.

Sebab, Halaqoh yang berlangsung lebih dari dua jam itu diikuti oleh sekitar 50 peserta itu diikuti oleh santri-santri yang tengah mengikuti studi program pascasarjana di beberapa perguruan tinggi di Kota Malang.

Baca Juga: Pendaki Gunung Asal Probolinggo Alami Musibah di Gunung Lemongan Lumajang

Beberapa di antaranya adalah dosen, di antaranya UM, UB, dan UIN. ***

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah