BBM Dibatasi, Bus AKAP di Probolinggo Stop Beroperasi, Organda: Tolong Cabut Batasan Itu

- 23 September 2022, 17:36 WIB
Bus AKAP di Probolinggo terlihat ada di garasi. /Zona Surabaya Raya/Ahmad Saifullah.
Bus AKAP di Probolinggo terlihat ada di garasi. /Zona Surabaya Raya/Ahmad Saifullah. /

ZONA SURABAYA RAYA - Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), di Probolinggo Jawa Timur, memilih berhenti untuk beroperasi.

Bus AKAP ini memilih berhenti beroperasi, karena adanya pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar.

Pembatasan BBM Bersubsidi Jenis Solar yang dibatasi oleh Pemerintah ini, dianggap memberatkan para awak BUS AKAP.

Bagaimana tidak, karena kuota per hari yang bisa di dapat untuk bus AKAP hanya sebanyak 200 liter saja.

Baca Juga: Klakson Dua Kali, Cara PKS Probolinggo Tolak Kenaikan BBM Subsidi

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Probolinggo Raya, Tommy Wahyu Prakoso, menjelaskan jika adanya kuota batasan solar tersebut, sangat tidak cukup untuk satu kali perjalanan satu unit bus. Apalagi, yang memiliki trayek jauh.

“Hampir semua perusahaan bus di Probolinggo ini terdampak, kalau hanya harga bbm yang naik saja, mungkin kita masih bisa mensiasati dengan menaikkan tarifnya juga mas, tapi kan kalau dibatasi ini yang susah,” terangnya, Jum'at 23 September 2022.

Baca Juga: Pasca BBM Naik Warganet Ramai Keluhkan Konsumsi Pertalite yang Kini Lebih Boros

Menurutnya, adanya pembatasan BBM bersubsidi Jenis Solar, juga membuat bus pariwisata kerap merasakan dampak tersebut.

Meskipun hal ini tidak begitu berdampak pada moda angkutan barang seperti truk. Karena angkutan barang masih bisa menyiasati dengan berhenti sejenak di perjalanan sebari menunggu hari berikutnya untuk mendapatkan kuota baru lagi.

“Itu jika mengangkut barang mas, lah jika membawa penumpang apa bisa hal serupa dilakukan, tentu tidak bisa, malah menghabiskan waktu ya, dan penumpang tidak bisa sampai tujuan dengan estimasi waktu yang sudah di tentukan,” tuturnya.

Sedikitnya, terdapat 12 perusahaan bus yang terdampak pembatasan solar subsidi tersebut.

Salah satunya perusahaan bus AKAS IV di Probolinggo ini.

Baca Juga: Grebek Toko di Probolinggo Petugas Sita18 Ribu Rokok Ilegal

Pihak perusahaan memilih tidak jalan trayek jauh untuk sementara waktu hingga kebijakan dari pihak migas dicabut. Hal itu ketimbang memaksa jalan namun kehabisan bbm di tengah jalan.

“Sekarang salah satu contoh, Surabaya Cirebon ya mas, kita sekali jalan ini membutuhkan 250 liter solar, sedangkan jatah per hari hanya 200 liter, kan tidak cukup,” tambahnya.

Oleh sebab itu dirinya kerap berkirim surat pada pihak migas pertamina pusat, terkait keluhan keberatannya atas kebijakan tersebut.

“Memang sampai saat ini kita tidak ada aksi apapun terkait hal ini. Mau bagaimana lagi, ya mungkin hanya berkirim surat seperti itu. Bisa didengar dan di kaji ulang ya kebijakan itu,"paparnya.

Baca Juga: Tangani Percepatan Sertifikat Tanah dan Agunan, Ini Gebrakan Baru BPN Jatim dan Bank BTN 

Seharusnya masih katanya, dengan naiknya harga bbm ini merupakan kesempatan baginya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.

"Agar memaksimalkan kembali penggunaan transportasi umum, ketimbang menggunakan kendaraan pribadi,”tandasnya.

Karena dirinya menilai untuk memaksimalkan transportasi umum ini, sangatlah mampu mengurai kemacetan yang kerap terjadi di lingkungan sehari – hari.

Bahkan juga dinilai lebih praktis dan lebih murah, serta tidak perlu capek – capek dalam perjalanan.***

Editor: Ali Mahfud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah