ZONA SURABAYA RAYA - COVID-19 diketahui bermutasi menjadi beragam varian. Tapi, ada satu varian yang dominan secara global, yaitu varian Delta.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan, Jumat, 18 Juni 2021 waktu setempat.
Menurut Swaminathan, Inggris melaporkan peningkatan tajam kaksus paparan virus corona varian Delta.
Pada saat yang sama, pejabat senior kesehatan masyarakat Jerman menyebut varian Delta bakal dengan cepat menjadi varian dominan di sana meski tingkat vaksinasi tinggi.
Terpisah, Pemerintah Rusia mengambinghitamkan peningkatan kasus COVID-19 setelah rekor infeksi baru di Moskow yang kebanyakan varian Delta.
Hal itu menciptakan keraguan vaksinasi yang telah berlangsung. Mereka khawatir bakal terjadi gelombang ketiga.
"Varian Delta sedang dalam perjalanan menuju varian dominan secara global sebab penularannya yang sangat tinggi," kata Swaminathan saat konferensi pers.
Afrika tanpa vaksin
Sementara itu, para pejabat WHO mengatakan Afrika masih menjadi kawasan yang membutuhkan perhatian, meski hanya menyumbang sekitar lima persen infeksi baru dan dua persen kematian secara global.
Kasus baru di Namibia, Sierra Leone, Liberia, dan Rwanda naik dua kali lipat pekan lalu, menurut kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan, pada saat akses vaksin COVID-19 masih sangat minim.