BI Proyeksikan Inflasi Bahan Pangan Turun Agustus Hingga Akhir Tahun

- 1 Agustus 2022, 20:55 WIB
Ilustrasi bahan pangan. /Pixabay/EmAji/
Ilustrasi bahan pangan. /Pixabay/EmAji/ /

ZONA SURABAYA RAYA - Bank Indonesia (BI) menyebutkan, inflasi harga barang yang diatur pemerintah alias administered prices masih cukup terjaga di level 6,51 persen (yoy), karena sudah terdapat kebijakan penambahan subsidi dari pemerintah.

Selain itu, BI juga memproyeksikan inflasi harga pangan akan mulai turun pada bulan Agustus dan berlanjut hingga akhir tahun 2022 didorong oleh pasokan yang meningkat, jika dipantau dari 46 Kantor Perwakilan BI.

"Pasokan bawang merah, cabai merah, cabai rawit, telur ayam, daging sapi, dan tentu saja sekarang yang sudah bagus adalah minyak goreng akan meningkat sehingga inflasi makanan itu akan turun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 202 di Jakarta, Senin 1 Agustus 2022.

Lebih lanjut Perry menyebutkan, inflasi harga pangan pada bulan Juli 2022 memang cukup tinggi yakni sebesar 11,47 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Baca Juga: Cabai Merah Sumbang Inflasi Juli, BI Perkirakan 0,55 Persen

Kenaikan inflasi makanan pada bulan lalu antara lain karena terdapat gangguan pasokan dari luar negeri, kenaikan harga pangan global, dan kondisi di dalam negeri akibat faktor cuaca dan faktor musiman.

Perry menambahkan, peningkatan menyebabkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu meningkat 4,94 persen (yoy).

"Ini hampir sama dengan perkiraan BI untuk bulan Juli 2022. Kami perkirakan inflasi IHK 4,89 persen (yoy)," tuturnya.

Meski terdapat peningkatan pada inflasi IHK, dirinya menilai tak perlu ada kekhawatiran lantaran inflasi inti masih cukup terjaga di level 2,86 persen (yoy) atau lebih rendah dari proyeksi bank sentral sebelumnya yakni 2,99 persen (yoy).

Baca Juga: Tekanan Inflasi Global Meningkat. BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan 2,9 Persen

Inflasi inti akan menjadi salah satu dasar utama BI untuk menaikkan suku bunga acuan karena menggambarkan kekuatan permintaan dan penawaran dalam perekonomian.***

Editor: Timothy Lie

Sumber: Bank Indonesia ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x