Mau Nembus Pasar Global Fashion? Harus Sematkan Ciri Khas Kelokalan Bangsa Sebagai Keunggulan

23 Februari 2023, 20:00 WIB
Mau Nembus Pasar Global Fashion? Harus Sematkan Ciri Khas Kelokalan Bangsa Sebagai Keunggulan /UC/

 

ZONA SURABAYA RAYA - Berbicara dunia fashion, bahasan ini selalu menarik untuk diperbincangkan, karena industri ini juga termasuk ke dalam industri kreatif yang selalu berkembang mengikuti zaman.

 

Marini Yunita Tanzil, B.Com.Des., M.Fashion selaku Kepala Program Studi Fashion Product Design and Business (FPD) Universitas Ciputra Surabaya menjelaskan bahwa Industri fashion di Indonesia merupakan salah satu industri yang menyumbangkan GDP (Gross Domestic Product ) terbesar di Indonesia.

Untuk itu dibutuhkan sumber daya dan regenerasi untuk membuat industri fashion Indonesia tetap hidup.

“Perlu disikapi dengan cermat dan serius dalam hal regenerasi sumber daya manusia industri fashion sehingga karya yang dihasilkan mampu bersaing di pasar global tanpa meninggalkan ciri khas kelokalan bangsa Indonesia,” terang Marini.

Baca Juga: Pohon Natal 1000 Buku Entrepreneur Setinggi 5 Meter Tampil di Universitas Ciputra Surabaya

Dirinya juga mengatakan bahwa dunia Pendidikan diharapkan mampu mencetak para calon fashion designer and entrepreneur muda yang mumpuni dibidangnya yang bisa menghasilkan karya bersaing di pasar nasional dan global.

Menyikapi hal tersebut, maka di kegiatan Perkuliahan Perdana Program Studi Fashion Product Design Universitas Ciputra Surabaya yang dihelat pada Kamis 23 Februari 2023.

Dikemas dalam betuk seminar dengan mengambil tema Face the Challenge in Fashion Industry (Learn from The Past and Present) akan menghadirkan dua narasumber.

Hadir narasumber pertama yakni Dr. Sandra Sardjono , Founder of Tracing Pattern Foundation,  di mana dirinya membahas mengenai tekstil dari sisi masa lalu. Tracing Patterns Foundation adalah sebuah LSM yang berbasis di Berkeley, California yang didirikan untuk meneliti dan mendokumentasikan seni tekstil tradisional.

Baca Juga: Gagasan Universitas Ciputra Siapkan UMKM Go Internasional dengan MODIS

Dalam kuliahnya, Sandra membahas tentang sejarah tenun dan batik di Nusantara serta contoh tertua dari tradisi tersebut, yang kini tersimpan dalam koleksi di Barat.

Sebagai narasumber yang kedua adalah Cempaka Asriani , Founder of Sare Studio,  membahas industry fashion dan tekstil dari masa kini termasuk pentingnya sebuah branding.

Seminar yang berlokasi di Dian Auditorium UC ini wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa FPD dari semua angkatan.

“Saya pikir sangat penting membuka wawasan mahasiswa tentang fashion mulai dari sejarah fashion, perjalanan fashion hingga sekarang,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa hal ini akan mendasari mahasiswa dalam berpikir dan dalam prosesnya menghasilkan karya fashion yang tetap mempertahankan kelokalan, budaya, namun juga karyanya mampu menembus pasar global,.

“Ciri khas kelokalan ini harapannya dibawa untuk bisa menjadi keunggulan fashion Indonesia di pasar nasional maupun pasar global. Jadi ada kekhasan yang unique namun apik,” imbuhnya.

Dalam momen ini juga terdapat ceremony pemberian donasi kain dari Tracing Pattern Foundation.

Di mana yang didonasikan adalah kain-kain tradisional dari Indonesia dan manca negara untuk dimanfaatkan sebagai artefak yang akan digunakan dalam memperkaya pembelajarn, inspirasi, dan pengembangan desain motif serta desain fashion di FPD UC.

“Jenis kain yang akan didonasikan adalah kain tampan and tapis dari Lampung, Sumatra, kain Pua dan kain bidang buatan orang Iban, rok daun, tas ,dan noken dari benang serat kulit kayu dari Papua, sarong buatan orang Tai di Vietnam Utara, kain upacara dari Butan yang namanya Kira, baju kimono dan obi dari Jepang,” pungkas Marini.

Sementara itu Sandra menambahkan, bahwa menurutnya tekstil ini awalnya disumbangkan oleh orang Amerika  ke Tracing Patterns Foundation karena mereka memiliki program yang disebut “Textile Forward”.

Di mana tujuannya adalah memulangkan tekstil ke negara asal mereka sehingga dapat digunakan untuk inspirasi dan membangun pengetahuan bagi siswa dan masyarakat setempat.

“Beberapa dari tekstil ini tidak lagi diproduksi atau tradisinya telah berubah”, kata Sandra.

Marini mengaku bahwa di FPD UC, mahasiswa akan tidak hanya dibekali namun juga dimentoring dan didampingin dalam berproses menghasilkan karya fashion yang nantinya bisa diterima oleh masyarakat.***

Editor: Timothy Lie

Tags

Terkini

Terpopuler