Dorong Awareness Keamanan Siber Perusahaan Virtus Showcase Hadir di Surabaya

10 November 2022, 17:08 WIB
Dorong Awareness Keamanan Siber Perusahaan Virtus Showcase Hadir di Surabaya /Zona Surabaya Raya/

ZONA SURABAYA RAYA - Melanjutkan ajang tahunan Virtus yang sebelumnya telah diselenggarakan di Jakarta pada 15 September 2022, Virtus Showcase di Surabaya kali ini mengangkat tema “Protect Everything, Everyone, Everywhere with Comprehensive Security”.

Virtus Showcase 2022 Surabaya didukung oleh vendor IT terkemuka di dunia seperti Dell Technologies, Huawei, Palo Alto, Sophos, dan Ruckus.

Setelah 2 tahun tidak diadakan karena pandemi Covid-19, PT Virtus Technology Indonesia (Virtus) penyedia solusi infrastruktur digital dan anak perusahaan CTI Group, kembali menggelar Virtus Showcase 2022 di Surabaya yang dilangsungkan di Hotel Sheraton.

Erwin Kuncoro, Presiden Direktur Virtus Technology Indonesia meyakini Virtus Showcase 2022 ini telah ditunggu-tunggu para pelaku dunia usaha di Surabaya terkait berbagai isu keamanan siber yang kembali marak akhir-akhir ini mulai sejumlah aksi yang dilakukan oleh Bjorka yang membuka data- data pribadi pelanggan sejumlah perusahaan hingga disahkannya Undang Undang Perlindungan Data Pribadi oleh Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Jaringan Hotel Sky Suites Torehkan Tinta Emas Jelang Tutup Tahun 2022

“Serangan siber kembali meyita perhatian kita semua akhir-akhir ini, sepertinya setiap minggu kita mendengar tentang pelanggaran keamanan siber yang baru. Para pelaku semakin canggih dan ancaman bagi para pelaku bisnis terus berkembang,” kata Erwin Kuncoro, Presiden Direktur Virtus Technology.

Selain Infrastruktur IT dan digital yang menjadi target utama, email phising sebagai contohnya juga banyak dilakukan para hacker untuk melumpuhkan seluruh perusahaan.

“Melalui Virtus Showcase ini kami ingin terus membangun kesadaran semua pelaku bisnis di Surabaya dan Jawa Timur pentingnya meningkatkan kesadaran, menerapkan praktik-praktik terbaik, dan teknologi yang mereka butuhkan untuk mencegah & memerangi serangan dunia siber sekaligus memenuhi compliance dengan regulasi yang berlaku,” lanjutnya.

Lebih lanjut, pakar keamanan siber, Ardi Sutedja Chairman Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) juga hadir untuk memaparkan lanskap kemanan siber di Indonesia saat ini dan ke depannya.

Baca Juga: Gagasan Universitas Ciputra Siapkan UMKM Go Internasional dengan MODIS

Ardi Suteja juga menjelaskan bagaimana strategi yang tepat untuk perusahaan di Indonesia demi meningkatkan keamanan data.

“Menurut saya, kalau kita berbicara tentang lanskap keamanan siber Indonesia sebenarnya tidak berbeda jauh dibandingkan negara lain, tetapi persoalan paling mendasar yang sangat serius adalah kelangkaan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dan tersertifikasi secara proper di mana kesenjangan SDM kita dibandingkan dengan negara-negara lainnya sangat jauh,” terang Ardi Suteja.

Ardi Suteja juga menerangkan bahwa saat ini ada juga berbagai ancaman siber.

“Ada ancaman siber yang hingga kini belum teridentifikasi dan memiliki nama serta deskripsi yang kerap menghantui kita semua di industri siber yaitu: Advanced Persistent Threat atau APT dan Mass Undetected Threat atau MUT.” ujar Ardi dalam sesi presentasinya.

Sementara itu Irfan Wibowo selaku Technical Consultant Manager PT Virtus Technology Indonesia mengatakan perusahaan semakin menghadapi tekanan untuk melindungi diri serta pelanggan mereka dengan meningkatnya risiko keamanan. Keamanan serta integrity data adalah dasar dari semua yang dilakukan Virtus dan Dell Technologies.

“Melalui pendekatan keamanan intrinsik, kami bersama-sama berkomitmen membantu kebutuhan pengguna akan teknologi dan menjadi mitra demi menjaga integrity dan availability data demi tercapainya suatu cyber resilience dan menurunkan risiko bisnis, menghubungkan people, process, dan technology untuk mempercepat inovasi dan memungkinkan hasil bisnis yang optimal” jelas Irfan.

Oleh karena itu, kembali Ardi menambahkan langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh pelaku industri di Indonesia adalah memahami percepatan perkembangan digital saat ini yang perlu diimbangi dengan kemampuan dan kualitas SDM.

“Masalah peningkatan keamanan siber perlu memperhatikan pembangunan SDM, kultur, disiplin, pemahamaan tata kelola, dan kepatuhan yang mengacu kepada praktek-prakterk keamanan siber secara global. Yang tidak kalah penting juga harus ada ketersediaan anggaran untuk membangun semua hal tersebut. Perlu diingat juga dalam manajemen keamanan siber ada tiga hal yang harus kita bangun dan perhatikan yaitu people, process, dan technology. Lantas mana dulu yang akan kita bangun? Bila kita dahulukan technology-nya tanpa membangun SDM terlebih dahulu kira- kira apa yang akan terjadi?” pungkas Ardi.

Laporan National Cyber Security Index (NCSI) mencatat, skor indeks keamanan siber Indonesia sebesar 38,96 poin dari 100 pada 2022.

Angka ini menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-3 terendah di antara negara-negara G20. Padahal berdasarkan Verizon 2022 Data Breach Investigations Report, di wilayah APAC mengalami serangan terkait Social and Hacking yang tinggi dengan 4,114 insiden.

Pola serangan yang paling banyak terjadi adalah social engineering, basic web application dan gangguan sistem sebanyak 98 persen serangan serta serangan data kredensial (72 persen), serangan data internal (26 persen), dan serangan data lainnya (11 persen).***

Editor: Timothy Lie

Tags

Terkini

Terpopuler